Pertanyaan populer

Halaman ini berisi pertanyaan-pertanyaan paling populer terkait aborsi medis atau aborsi aman dengan obat. Kamu bisa menggunakan halaman ini untuk mendapatkan gambaran tentang aborsi medis dan seperti apa prosesnya. Jika kamu membutuhkan informasi lebih detail, kamu bisa baca selengkapnya di setiap link yang tersedia.

Apa itu aborsi medis? apakah aborsi medis itu aman? Apa saja hal-hal yang perlu saya ketahui sebelum memutuskan untuk aborsi medis?

Medical Abortion

Berdasarkan rekomendasi dan panduan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, Aborsi aman bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu surgical dan medical. 

Yang dimaksud dengan metode surgical adalah metode dengan teknik bedah, biasanya dengan menggunakan Manual Vacuum Aspiration (MVA) atau Dilatation & Curettage (D&C) atau yang biasa dikenal sebagai kuret di Indonesia.

Yang dimaksud dengan Medical Abortion (MA) atau aborsi medis adalah metode aborsi dengan menggunakan obat-obatan. Obat yang biasanya digunakan, dan direkomendasikan oleh WHO adalah (a) kombinasi Mifepristone dan Misoprostol, atau (b) Misoprostol saja.

Artikel selengkapnya bisa dibaca disini.

  • Pastikan ada yang mendampingi Kamu. Kamu tidak disarankan aborsi sendirian!
  • Pastikan Kamu memiliki perencanaan mengenai tempat, waktu dan rumah sakit terdekat yang bisa diakses dalam waktu 30 menit jika terjadi situasi darurat. 
  • Pastikan Kamu sudah makan besar paling tidak 3-4 jam sebelum tindakan. Perut yang penuh dapat memperparah kondisi mual dan muntah.
  • Sediakan satu pak pembalut menstruasi – ukuran biasa (reguler).
  • Pulsa yang cukup untuk menelpon atau paket internet untuk memastikan semua saluran komunikasi tersedia saat dibutuhkan. 
  • Jika Kamu memiliki anemia, konsumsi zat besi yang cukup sebelum dan setelah tindakan. Zat besi seperti sangobion, sakatonik liver, atau tonikum bayer dapat digunakan untuk  mencegah dan mengobati anemia.
  • Obat lain yang perlu Kamu siapkan, diantaranya :
    • Pereda nyeri seperti ibuprofen atau asam mefenamat
    • Antibiotik jika Kamu memiliki kondisi infeksi tertentu

Mifepristone atau RU-486 pertama kali dikembangkan di Perancis pada tahun 1980 dan khusus dikembangkan dan didaftarkan sebagai obat untuk aborsi. Meskipun terdaftar sebagai Essential List of Medicine, namun karena status aborsi di Indonesia dibatasi maka Mifepristone tidak terdaftar di Indonesia. Artinya Mifepristone juga tidak tersedia di pasar Indonesia.

Badan Kesehatan Dunia telah memasukan Misoprostol sebagai essential list of medicine, artinya Misoprostol termasuk dalam daftar obat penting yang harus disediakan oleh semua negara anggota PBB. Selain untuk aborsi medis, Misoprostol juga berguna untuk penanganan perdarahan post partum, keguguran, dan membantu induksi saat proses melahirkan. Misoprostol tersedia di Indonesia, meskipun aksesnya dibatasi. Informasi lebih lengkap tentang merk dan bentuk obat bisa dilihat disini.

Badan Kesehatan Dunia telah berevolusi cepat dalam hal memperbarui rekomendasi mereka terkait siapa yang dapat melakukan aborsi. Dalam Panduan tahun 2012, dinyatakan hanya dokter saja yang bisa memberikan layanan aborsi medis — bidan, perawat dan tenaga kesehatan lainnya hanya bisa melakukan aborsi medis dibawah supervisi dari dokter. Dengan semakin banyaknya hasil penelitian, rekomendasi ini berubah di tahun 2014 dan 2015 dimana bidan dan tenaga kesehatan dapat memberikan layanan aborsi medis. Dalam panduan terakhirnya Medical Management of Abortion di tahun 2018, Badan Kesehatan Dunia juga memasukan bahwa perempuan bisa melakukan aborsi medis mandiri untuk kehamilan dibawah 12 minggu.

Perubahan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia ini juga melihat fakta bahwa kebanyakan aborsi yang dilakukan di negara berkembang adalah aborsi mandiri. Dan berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa aborsi yang dilakukan sendiri oleh perempuan juga memiliki tingkat keberhasilan yang sama dengan aborsi yang dilakukan oleh dokter/bidan/tenaga medis lainnya.

Baca artikel terkait disini.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengeluarkan rekomendasi untuk dosis dan protokol aborsi medis untuk; (a) usia kehamilan hingga 12 minggu atau trimester pertama, dan (b) usia kehamilan diatas 12 minggu. Untuk menghitung usia kehamilan bisa dihitung dengan cara menghitung Hari Pertama Menstruasi Terakhir (HPMT) atau dengan ultrasound atau USG. Kamu bisa juga cek dengan kalender disini atau baca artikel selengkapnya disini.

Tidak ada prosedur medis yang memiliki efektifitas hingga 100%, selalau ada kemungkinan gagal atau tidak efektif.

Jika dilakukan sesuai dengan dosis dan protokol yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia, kombinasi Mifepristone dan Misoprostol memiliki efektifitas hingga 95% dan Misoprostol saja efektif hingga 85%. Tingkat keberhasilan ini bisa turun bila kamu tidak meminumnya dengan cara yang benar, misalnya saja kamu meminum dosis yang salah. Kamu harus memastikan menggunakan dosis yang sesuai dengan usia kehamilanmu.

Sebaiknya hindari menyusui selama 5 jam pertama setelah menggunakan misoprostol. Ada baiknya untuk membuang produksi ASI dalam 5 jam tersebut. Setelahnya, bisa menyusui seperti biasa. Namun jika anda harus menyusui, kecil kemungkinan akan menimbulkan masalah bagi bayi anda. Masalah yang mungkin muncul adalah diare dan biasanya bayi menjadi rewel karena tidak nyaman dengan perubahan rasa ASI.

Tips yang bisa dilakukan adalah menyiapkan stok ASI sebelum mengkonsumsi misoprostol.  Pompa ASI untuk persediaan satu hari dan simpan di kulkas untuk kebutuhan bayi.

WHO menyarankan aborsi medis dengan dua cara, pertama dengan kombinasi mifepristone dan misoprostol dengan efektifitas hingga 95%, kedua dengan menggunakan misoprostol saja dengan tingkat efektifitas hingga 85%. Jika kamu tinggal di negara dimana mifepristone tidak terdaftar atau tidak tersedia, maka kamu cukup menggunakan misoprostol saja. Kebanyakan perempuan yang melakukan aborsi medis sendiri berada di negara dimana aborsi dibatasi oleh hukum dan biasanya hanya menggunakan misoprostol saja.

Selengkapnya baca disini.

Perempuan dengan HIV tetap bisa menggunakan Misoprostol dengan aman. Status HIV mungkin akan sedikit meningkatkan resiko infeksi atau anemia. Untuk mencegah infeksi dapat menggunakan antibiotik seperti Doxycyline 100mg dua kali sehari selama 7 hari.

Dalam Panduan Badan Kesehatan Dunia atau WHO di tahun 2012, diberi catatan bahwa salah satu alasan kenapa aborsi medis di atas 12 minggu tidak disarankan adalah karena kurangnya data yang mereka miliki. Namun dalam Panduan Medical Management of Abortion di tahun 2018, Badan Kesehatan Dunia sudah mencantumkan rekomendasi tersebut dengan persyaratan yang dibutuhkan.

Salah satu penelitian yang menunjukkan efektifitas dan keberhasilan aborsi medis di atas 12 minggu juga bisa dibaca disini.

Apakah ada kondisi khusus yang tidak membolehkan saya melakukan aborsi medis?

Contraindication

Berikut ini adalah beberapa kontraindikasi aborsi medis, artinya Mife/Miso bisa berbahaya atau tidak efektif sama sekali. Jika kamu memiliki kondisi spesifik dibawah ini, pilihan terbaikmu adalah surgical abortion atau aborsi dengan metode bedah seperti vakum dan kuret.

  • Kehamilan Ektopik – aborsi medis tidak efektif dan disarankan melakukan surgical abortion;
  • Gagal Ginjal — Mife adalah antiglucocorticoid yang dapat menurunkan kinerja terapi pengganti kortisol;
  • Porfiria turunan – Mife dapat meningkatkan resiko terjadinya serangan Porfiria
  • Alergi terhadap Mife/Miso
  • Keraguan perempuan — aborsi secara umum bisa menjadi bahaya bagi kesehatan mental jika perempuan tidak yakin akan keputusannya atau berada dibawah paksaan.

Lebih lengkap terkait kontraindikasi bisa dibaca disini.

Yang dimaksud dengan kontraindikasi adalah situasi tertentu dimana obat atau prosedur terapi tidak boleh dilakukan karena dapat berbahaya bagi orang tersebut, atau tidak memiliki efek dan reaksi yang diharapkan.

Meskipun alergi masuk dalam kontraindikasi, seringkali perempuan tidak tahu apakah ia memiliki alergi atau tidak. Jika kamu memiliki alergi terhadap misoprostol, reaksi yang mungkin muncul adalah gatal atau kebas di bagian wajah atau tangan. Reaksi alergi tidak akan bertahan lama dan biasanya masih bisa ditoleransi. Reaksi alergi akan berkurang dan hilang bersamaan dengan berkurangnya kadar misoprostol dalam tubuh. 

Alergi ini sangat jarang terjadi. Dalam sebuah riset yang dilakukan pada 80.000 perempuan yang melakukan aborsi medis, 6 perempuan atau 0.008% mengalami reaksi alergi yang ringan.Semua perempuan ini mengkonsumsi antihistamin oral dan melanjutkan melakukan aborsi dengan obat tanpa ada masalah serius.

 

Peringatan: Jika kamu memiliki salah satu dari kondisi spesifik ini, aborsi medis memiliki efektifitas yang lebih rendah. Risiko, manfaat, dan alternatif aborsi medis harus dipertimbangkan. Jika kamu memiliki kondisi ini mungkin kamu akan memerlukan penilaian klinis dan monitoring selama melakukan aborsi medis. Pastikan juga kamu sudah memiliki rencana rujukan ke fasilitas kesehatan jika dibutuhkan.

  • Menggunakan IUD — pastikan IUD dilepas terlebih dahulu sebelum melakukan aborsi medis, IUD yang terpasang dapat beresiko mengalami perdarahan hebat.
  • Terapi Kostikosteroid — efektifitas aborsi medis pada perempuan yang sedang dalam terapi kostikosteroid dapat berkurang dan mungkin berlangsung lebih lama 3 – 4 hari sejak mengkonsumsi Mife.
  • Gangguan perdarahan
  • Terapi antikoagulan
  • Anemia parah — pastikan anemia diobati dengan mengkonsumsi zat besi dan vitamin B12 dan asam folat.
  • Gangguan jantung
  • Asthma yang tidak terkontrol / diobati — pastikan asthma diobati terlebih dahulu dan dalam kondisi fit saat melakukan aborsi medis.

Lebih lengkap bisa dibaca disini.

Apa saja bahaya dan resiko yang harus saya perhatikan selama aborsi medis?

Complication & Infection

Ketahui tanda-tanda infeksi setelah Aborsi. Diantaranya; demam lebih dari 38 derajat celcius lebih dari 24 jam atau demam lebih dari 39 derajat celcius, atau bila terjadi keputihan yang tidak biasa (berbau menyengat, terlihat berbeda). Infeksi seperti ini dapat diobati dengan antibiotik seperti doxycyline.

Lebih lengkap dapat dibaca disini

Jika terjadi tanda-tanda komplikasi dibawah ini, segera ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Jika terjadi pendarahan berat hingga lebih dari 2-3 jam dan menggunakan lebih dari 2 pembalut per  jam (atau darah mengalir deras seperti air keran yang terbuka).

Jika mengalami pusing atau badan terasa ringan adalah tanda-tanda kehilangan banyak darah sehingga dapat membahayakan kesehatan, namun kasus ini jarang ditemukan (kurang dari 1%).

Jika nyeri berat terus berlangsung dalam beberapa hari setelah meminum misoprostol.

Jika mengalami keputihan yang berbau menyengat.

Jika mengalami demam lebih dari 38 derajat celcius selama lebih dari 24 jam, atau jika demam lebih dari 39 derajat celcius selama lebih dari 24 jam.

Lebih lengkap dapat dibaca disini

Jika kamu mengalami tanda-tanda komplikasi, segera pergi ke RS untuk mendapatkan penanganan dan perawatan. Tidak perlu mengatakan pada petugas medis mengenai tindakan aborsi, katakan bahwa anda mengalami keguguran spontan. Gejala aborsi medis mirip dengan keguguran. Tidak ada tes yang bisa membuktikan seseorang telah melakukan tindakan aborsi. 40 menit setelah dikonsumsi, Misoprostol sudah tidak terdeteksi dalam darah.

Lebih lengkap dapat dibaca disini

Infeksi di saluran rahim dan tuba adalah komplikasi yang paling umum setelah aborsi. Untuk mencegah terjadinya infeksi, hindari hal-hal berikut :

  • Jangan memasukkan apa pun ke dalam vagina Anda selama dua minggu.
  • Jangan berhubungan seks minimal 5 hari pertama.
  • Jangan gunakan tampon atau douche untuk dua minggu.
  • Jangan menggunakan parfum, gelembung atau minyak dalam air mandi.

Lebih lengkap dapat dibaca disini

Bagaimana obat aborsi bekerja dan bagaimana cara menggunakannya?

Abortion Pill

Misoprostol tidak terdeteksi dalam plasma darah, bahkan 5 menit setelah digunakan. Misoprostol memiliki waktu paruh 20-40 menit. Ini berarti bahwa setelah 20-40 menit zat tersebut telah kehilangan setengah dari aktivitas farmakologisnya. Dokter tidak dapat membedakan antara gejala aborsi medis dan keguguran.

Misoprostol dengan cepat dimetabolisme menjadi asam misoprostol yang dapat dideteksi menggunakan uji ‘Assay’. Assay adalah prosedur pengetesan untuk mengukur keberadaan atau jumlah suatu zat dalam sampel. Tes ini sangat rumit dan hanya tersedia di fasilitas layanan kesehatan yang canggih. Tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas tersebut.

Dalam Medical Management of Abortion, Badan Kesehatan Dunia merekomendasikan penggunaan Misoprostol secara Buccal (ditempelkan dibagian dalam pipi) , Vaginal (dimasukan melalui vaginal) atau Sublingual (ditaruh dibawah lidah).

Khusus untuk aborsi medis mandiri, tidak disarankan untuk menggunakan secara vaginal. Alasannya lebih kepada keamanan. Jika dalam kondisi darurat harus dibawa ke rumah sakit, dikhawatirkan ada sisa obat yang tertinggal di dalam dan ditemukan oleh tenaga medis.

Sebagian perempuan mengalami kesulitan menggunakan salah satu dari ketiga cara tersebut. Jika terpaksa, Misoprostol bisa diminum seperti biasa atau secara oral. Namun perlu diketahui reaksi obat akan butuh waktu lebih lama jika diminum biasa karena obat akan masuk ke sistem pencernaan terlebih dahulu. Berbeda dengan sublingual dimana obat bisa langsung diserap ke sistem peredaran darah.

Mifepristone adalah anti-progestin yang dapat mengikat reseptor progesteron. Mifepristone bekerja dengan menghambat aksi progesteron sehingga mengganggu perkembangan kehamilan. Penjelasan singkatnya, mifepristone akan memblokir nutrisi ke kantung kehamilan sehingga kehamilan tidak berkembang.

Selengkapnya baca disini.

Misoprostol merupakan analog prostaglandin sintetik. Perlu diketahui bahwa rahim sensitif terhadap prostaglandin. Perempuan yang mengalami kram dan nyeri selama menstruasi biasanya karena kadar prostaglandin yang meningkat dalam tubuh. Logika ini yang menjadi dasar atau mekanisme kerja Misoprostol. Misoprostol bekerja dengan membuat rahim berkontraksi dan melembutkan mulut rahim, sehingga  rahim dapat mengeluarkan hasil konsepsi.


Selengkapnya baca disini.

Siapkan 1 tablet @200 mg mifepristone dan 4 tablet @200 mcg misoprostol.

1 tablet x  @200mg Mifepristone diminum seperti biasa. Tunggu dengan interval 1 hingga 2 hari. Lalu letakan 4 tablet x@200mcg di bawah lidah (sublingual), dan biarkan larut di sana selama minimal 30 menit, jangan ditelan!

*Dosis berikut ini dapat digunakan hingga usia 12 minggu atau trimester pertama.

*Dosis berikut ini dapat digunakan hingga usia 12 minggu atau trimester pertama.

Siapkan paling tidak 4 tablet @200 mcg misoprostol.*

Letakan 4 tablet x@200mcg di bawah lidah (sublingual), dan biarkan larut di sana selama minimal 30 menit, jangan ditelan! 

*WHO hanya merekomendasikan menggunakan 4 tablet misoprostol (4x@200mg). Namun jika dalam 3-4 jam  tidak muncul perdarahan dan tanda – tanda hasil konsepsi keluar, ada dua opsi yang bisa dilakukan.

Pertama, mengulangi dosis yang sama, sampai hasil konsepsi keluar. Atau, gunakan dosis untuk aborsi tidak komplit, yaitu tambahan 2 tablet misoprostol sublingual. ulangi setiap 3 jam sampai hasil konsepsi keluar. Untuk memastikan memiliki tablet yang mencukupi, siapkan minimal 10 tablet.

Kamu bisa mendapatkan misoprostol melalui toko online. Ada banyak penjual online yang menjual misoprostol. Saat membeli, kamu tidak perlu mendapatkan paket dengan obat-obat tambahan, misalnya seperti obat pembersih, vitamin dll. Kamu hanya butuh misoprostol saja, tidak perlu obat pembersih tambahan.

Kamu juga bisa mengakses misoprostol melalui Women Help Women, Women on Web. Jika kamu bingung memilih dan khawatir akan penipuan, kamu bisa mengakses melalui Mamamiso untuk mendapatkan daftar penjual terpercaya. Atau bisa langsung melalui Supermiso.

Saya baru saja menggunakan misoprostol, apa yang akan terjadi? apa saja yang akan saya lihat?

What To Expect

Hasil konsepsi atau apa saja yang akan keluar saat aborsi akan berbeda-beda tergantung usia kehamilan. Untuk usia kehamilan hingga 9 minggu, kamu mungkin hanya akan melihat gumpalan darah dan kantung kehamilan yang berwarna putih transparan seperti insang ikan. Seringkali kamu tidak bisa melihat kantung kehamilan karena tertutup oleh gumpalan darah. Gumpalan darah yang keluar, bisa sedikit atau banyak, namun rata-rata ukurannya berkisar 1- 5 cm atau sebesar 2- 3 ruas jari. Sedangkan, pada usia kehamilan di atas 9 minggu sampai 12 minggu, kamu mungkin akan melihat janin yang sangat kecil disertai gumpalan darah kecil-kecil.

Gumpalan darah bisa terus keluar selama beberapa hari setelah menggunakan Misoprostol. Biasanya disertai dengan kram seperti saat menstruasi. Hal ini wajar karena rahim masih terus berkontraksi untuk mengeluarkan sisa kehamilan dan membersihkan rahim. Selengkapnya bisa dibaca disini.

Pada dasarnya tidak ada pantangan soal makanan. Kamu boleh makan dan minum selama proses aborsi.  Yang penting adalah memperhatikan kebutuhan tubuhmu. Biasanya makanan yang berat dan pedas dapat memperparah efek samping mual, muntah dan diare. Namun jika menurutmu itu membuatmu merasa lebih rileks, maka itu keputusanmu. Jika kamu bingung apa yang bisa dimakan, kamu bisa pilih makanan yang ringan seperti roti, biskuit, chips, atau buah-buahan. Tidak ada pantangan makanan dan minuman yang bisa berakibat pada proses aborsinya.

Selain reaksi di atas, kamu juga akan mengalami beberapa efek samping seperti pusing, sakit kepala, mual, muntah dan diare. Tidak semua efek samping ini muncul semua atau bersamaan, kadang hanya beberapa saja. Kamu mungkin akan kewalahan dengan diare, itu sebabnya disarankan kamu punya akses ke kamar mandi supaya kamu bisa bolak-balik dengan mudah. Banyak perempuan juga kadang merasa kram dan mules disaat bersamaan, dan kadang mereka tidak menyadari saat gumpalan darah dan kantung kehamilan keluar bersamaan saat mereka buang air besar. 

Selengkapnya baca disini.

Jika kamu mengkonsumsi misoprostol dengan cara sublingual atau ditaruh dibawah lidah. Muntah setelah menggunakan Misoprostol tidak berpengaruh banyak pada proses aborsi, karena misoprostol sudah diserap ke dalam aliran darah. Namun jika Misoprostol digunakan secara oral atau diminum seperti biasa, muntah dapat berpengaruh pada proses aborsi. Saat diminum secara oral, Misoprostol akan masuk ke saluran pencernaan terlebih dahulu sebelum diserap oleh tubuh. Dan jika kamu muntah beberapa saat setelah minum Misoprostol, ada kemungkinan sebagian dari Misoprostol ikut keluar dengan muntahan tersebut. Itu kenapa rekomendasi yang digunakan adalah dengan sublingual, karena misoprostol akan cepat diserap oleh tubuh.

Jika kamu ragu, ulangi dosis tersebut.

Reaksi obat umumnya bekerja kurang lebih 3-4 jam setelah mengkonsumsi Misoprostol.  Misoprostol mengakibatkan kontraksi rahim, biasanya ditandai dengan adanya kram dan nyeri di bagian perut yang diikuti oleh pendarahan seperti menstruasi.  Selain perdarahan, Kamu akan melihat gumpalan darah kental,kantung kehamilan,  atau mungkin janin, tergantung usia kehamilannya. Tanpa adanya reaksi ini, proses keguguran tidak terjadi.

Selengkapnya baca disini.

Jika kamu menggunakan protokol Misoprostol saja (tanpa mifepristone) dan beberapa jam setelah mengkonsumsi misoprostol ternyata tidak ada tanda-tanda reaksi dan efek samping. Kamu bisa menambah dosis 4 tablet Misoprostol.

Untuk protokol Misoprostol saja, WHO hanya merekomendasikan menggunakan 4 tablet misoprostol (4x@200mcg). Namun jika dalam 3-4 jam  tidak muncul perdarahan dan tanda – tanda hasil konsepsi keluar, ada dua opsi yang bisa dilakukan. Pertama, mengulangi dosis yang sama, sampai hasil konsepsi keluar. Atau, gunakan dosis untuk aborsi tidak komplit, yaitu tambahan 2 tablet misoprostol sublingual. ulangi setiap 3 jam sampai hasil konsepsi keluar.

Selengkapnya baca disini.

Kenapa saya merasakan nyeri di bagian perut? Apa yang bisa saya lakukan untuk mengurangi nyeri?

Pain Management

Kalau kamu mengeluh nyeri dan sakit; tetapi rasa nyerinya berkurang setelah minum pereda nyeri, dan kamu masih bisa melakukan aktifitas seperti biasanya tanpa bantuan orang lain, misalnya, pergi ke kamar mandi, makan, berjalan di dalam rumah, dll maka rasa nyeri dan sakit tersebut adalah nyeri normal.

Kalau kamu mengeluh nyeri dan sakit; dan rasa nyerinya tidak berkurang dengan minum pereda nyeri, kamu juga merasa lemah, hanya bisa terbaring di tempat tidur dan membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan aktifitasmu ; misalnya harus digotong atau dipangku ke kamar mandi, maka rasa nyeri dan sakit tersebut adalah nyeri yang parah

Selengkapnya baca disini.

Nyeri adalah reaksi normal selama aborsi, karena nyeri/kram muncul akibat adanya kontraksi rahim. Ini menandakan bahwa obat bereaksi dan bekerja seperti yang diharapkan. Berikut ini beberapa tips untuk manajemen nyeri: 

  • Minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau asam mefenamat. Obat pereda nyeri bisa diminum kapan saja setelah menggunakan Misoprostol. Sebaiknya segera dikonsumsi ketika nyeri mulai muncul dan masih bisa ditolerir. Jangan menunggu hingga nyeri meningkat atau mencapai puncaknya.
  • Jika panik, coba untuk tenang dengan mengambil nafas yang dalam beberapa kali. Selama panik dan stres, otot-otot di sekitar pinggul dan vagina menegang sehingga memperburuk rasa sakit. 
  • Fokus pada mengurangi rasa nyerinya, bukan pada nyerinya itu sendiri. Alihkan perhatian/fokus dari rasa sakit. 

Selengkapnya baca disini.

Pereda nyeri seperti ibuprofen sudah bisa diminum 30 menit sebelum menggunakan Misoprostol. Selain dapat mengurangi nyeri, juga bisa mengurangi efek samping seperti sakit kepala dan demam. Ibuprofen biasanya tersedia dalam kemasan tablet @200mg dan @400mg, Perhatikan dosis maksimal untuk dewasa sebagaimana yang tertera di dalam kemasan ibuprofen.

Selengkapnya baca disini.

Apakah aborsi saya berhasil? Bagaimana caranya untuk mengetahui apakah saya masih hamil atau tidak?

Successful Abortion

Yang dimaksud aborsi komplit atau seringkali disebut aborsi bersih adalah kondisi dimana aborsi telah berhasil dan semua hasil konsepsi telah keluar. Tidak ada sisa. Jika dilakukan dengan cara bedah seperti vakum atau kuretase, aborsi bisa bersih segera setelah tindakan. Hal ini tidak berlaku sama untuk aborsi medis. Informasi selengkapnya dapat dibaca disini

Aborsi tidak komplit adalah kondisi dimana aborsi sudah berhasil, artinya kamu tidak dalam kondisi hamil lagi. Namun, masih ada sebagian hasil konsepsi yang belum keluar dari rahim. Lakukan tes kehamilan 3 minggu setelah tindakan. Jika hasil tes menunjukkan negatif berarti aborsi telah komplit, namun jika menunjukkan hasil samar, ada kemungkinan kamu mengalami aborsi tidak komplit. 

Informasi terkait dapat dibaca disini

Keberhasilan aborsi bisa diketahui dalam beberapa hari setelah aborsi dengan mengidentifikasi:

  1. reaksi saat mengkonsumsi obat,
  2. hasil konsepsi atau apa saja yang keluar, dan
  3. berkurangnya tanda-tanda kehamilan. Artinya,  proses aborsi sudah berjalan dan kehamilan tidak berlanjut.

Kamu tidak perlu USG untuk memastikan apakah aborsi sudah berhasil dan komplit. Kamu bisa mengidentifikasi keberhasilan aborsi dengan mengetahui apa saja tanda-tanda aborsi yang berhasil. Tunggu 3-4 minggu untuk melakukan tes kehamilan dan memastikan aborsimu komplit.

Jika kamu merasa was-was, silahkan lakukan USG. Disarankan untuk melakukan USG paling tidak 10 hari sejak minum obat. Jika USG dilakukan lebih cepat, ada kemungkinan hasil USG menunjukkan aborsi yang tidak komplit dan kamu akan disarankan untuk vakum atau kuret. Selengkapnya baca disini.

Jika terjadi aborsi tidak komplit pada usia kehamilan dibawah 12 minggu, kamu bisa menggunakan dosis tambahan 2 tablet Misoprostol untuk membantu mengeluarkan sisa hasil konsepsi.

Ingat, jika tidak ada tanda-tanda komplikasi maka kamu tidak membutuhkan intervensi medis. Tubuhmu akan mengeluarkan semua sisa hasil konsepsi. Itu kenapa sebagian perempuan mengeluh kram saat menstruasi berikutnya. Saat menstruasi, tubuh memproduksi prostaglandin (zat yang bekerja seperti misoprostol) yang mengakibatkan kontraksi di dalam rahim dan meluruhkan serta mengeluarkan darah menstruasi. Jika masih ada sisa, sisa tersebut akan keluar bersamaan dengan menstruasi.

Informasi selengkapnya bisa dibaca disini

Aborsi saya sudah selesai, lalu apa saja hal yang perlu saya ketahui? apa yang harus saya perhatikan?

After Abortion

Ovulasi dapat terjadi sedikitnya delapan hari setelah medis aborsi 

Hal yang paling penting adalah kesiapan Kamu. Lakukan hubungan seks, hanya dan jika Kamu mau dan siap secara fisik dan psikis, tidak untuk kepuasan pasangan. Prioritaskan diri Kamu, dan Kamu tahu kapan saat yang tepat untuk mulai melakukan hubungan seks.

Saran terbaik untuk berhubungan seks vaginal adalah menunggu hingga 4 – 7 hari. Setelah proses aborsi, mulut rahim sedikit terbuka dan ada risiko infeksi yang lebih besar jika Kamu melakukan hubungan seksual dalam masa ini. Rentang waktu Kamu mengalami pendarahan ringan setelah aborsi medis adalah dua minggu atau kadang lebih lama dari saat proses aborsi. Kamu dapat melakukan hubungan seks vaginal walaupun masih berdarah, tetapi lebih baik jika Kamu menunggu hingga pendarahan berhenti. Perhatikan bahwa satu atau dua minggu setelah proses aborsi, Kamu dapat mengalami ovulasi lagi meskipun Kamu mungkin belum memiliki periode berikutnya. Pastikan untuk menggunakan kontrasepsi selama berhubungan seksual jika Kamu belum berencana untuk memiliki anak dalam waktu dekat. Selengkapnya bisa dibaca disini.

Kamu sudah dapat menggunakan kontrasepsi hormonal  sesegera mungkin setelah dosis pertama Misoprostol.  Yang termasuk kontrasepsi hormonal adalah Pil KB, implan, injeksi ataupun ring. Kontrasepsi jenis IUD baru dapat digunakan saat aborsi medis dinyatakan berhasil dan komplit, biasanya 3 minggu setelah aborsi medis atau setelah dinyatakan komplit melalui USG. Untuk pemasangan dan pelepasan implan dan IUD bisa dilakukan oleh bidan atau dokter. 

Merupakan hal yang wajar jika Kamu mengalami perubahan emosi setelah aborsi. Sebagian perempuan merasa lega setelah aborsi, namun sebagian mungkin merasa sedih dan kehilangan. Emosi ini dapat berubah-ubah dan mungkin menetap sampai satu bulan setelah aborsi.  Perubahan emosi ini terkait dengan perubahan drastis hormon di dalam tubuh. Sama halnya ketika perubahan emosi pada saat mengalami kehamilan, hal yang sama dapat Kamu rasakan saat kehamilan berakhir secara mendadak.

Sebagai manusia, kita dibesarkan dengan nilai yang mungkin bertentangan dengan keputusan yang kita ambil dalam hidup kita. Jika Kamu merasa bersalah dan  merasa marah pada diri sendiri. Itu wajar. Kamu tidak sendirian.

Selengkapnya bisa dibaca disini.

 

Medical Abortion

Berdasarkan rekomendasi dan panduan Badan Kesehatan Dunia atau WHO, Aborsi aman bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu surgical dan medical. 

Yang dimaksud dengan metode surgical adalah metode dengan teknik bedah, biasanya dengan menggunakan Manual Vacuum Aspiration (MVA) atau Dilatation & Curettage (D&C) atau yang biasa dikenal sebagai kuret di Indonesia.

Yang dimaksud dengan Medical Abortion (MA) atau aborsi medis adalah metode aborsi dengan menggunakan obat-obatan. Obat yang biasanya digunakan, dan direkomendasikan oleh WHO adalah (a) kombinasi Mifepristone dan Misoprostol, atau (b) Misoprostol saja.

Artikel selengkapnya bisa dibaca disini.

  • Pastikan ada yang mendampingi Kamu. Kamu tidak disarankan aborsi sendirian!
  • Pastikan Kamu memiliki perencanaan mengenai tempat, waktu dan rumah sakit terdekat yang bisa diakses dalam waktu 30 menit jika terjadi situasi darurat. 
  • Pastikan Kamu sudah makan besar paling tidak 3-4 jam sebelum tindakan. Perut yang penuh dapat memperparah kondisi mual dan muntah.
  • Sediakan satu pak pembalut menstruasi – ukuran biasa (reguler).
  • Pulsa yang cukup untuk menelpon atau paket internet untuk memastikan semua saluran komunikasi tersedia saat dibutuhkan. 
  • Jika Kamu memiliki anemia, konsumsi zat besi yang cukup sebelum dan setelah tindakan. Zat besi seperti sangobion, sakatonik liver, atau tonikum bayer dapat digunakan untuk  mencegah dan mengobati anemia.
  • Obat lain yang perlu Kamu siapkan, diantaranya :
    • Pereda nyeri seperti ibuprofen atau asam mefenamat
    • Antibiotik jika Kamu memiliki kondisi infeksi tertentu

Mifepristone atau RU-486 pertama kali dikembangkan di Perancis pada tahun 1980 dan khusus dikembangkan dan didaftarkan sebagai obat untuk aborsi. Meskipun terdaftar sebagai Essential List of Medicine, namun karena status aborsi di Indonesia dibatasi maka Mifepristone tidak terdaftar di Indonesia. Artinya Mifepristone juga tidak tersedia di pasar Indonesia.

Badan Kesehatan Dunia telah memasukan Misoprostol sebagai essential list of medicine, artinya Misoprostol termasuk dalam daftar obat penting yang harus disediakan oleh semua negara anggota PBB. Selain untuk aborsi medis, Misoprostol juga berguna untuk penanganan perdarahan post partum, keguguran, dan membantu induksi saat proses melahirkan. Misoprostol tersedia di Indonesia, meskipun aksesnya dibatasi. Informasi lebih lengkap tentang merk dan bentuk obat bisa dilihat disini.

Badan Kesehatan Dunia telah berevolusi cepat dalam hal memperbarui rekomendasi mereka terkait siapa yang dapat melakukan aborsi. Dalam Panduan tahun 2012, dinyatakan hanya dokter saja yang bisa memberikan layanan aborsi medis — bidan, perawat dan tenaga kesehatan lainnya hanya bisa melakukan aborsi medis dibawah supervisi dari dokter. Dengan semakin banyaknya hasil penelitian, rekomendasi ini berubah di tahun 2014 dan 2015 dimana bidan dan tenaga kesehatan dapat memberikan layanan aborsi medis. Dalam panduan terakhirnya Medical Management of Abortion di tahun 2018, Badan Kesehatan Dunia juga memasukan bahwa perempuan bisa melakukan aborsi medis mandiri untuk kehamilan dibawah 12 minggu.

Perubahan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia ini juga melihat fakta bahwa kebanyakan aborsi yang dilakukan di negara berkembang adalah aborsi mandiri. Dan berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa aborsi yang dilakukan sendiri oleh perempuan juga memiliki tingkat keberhasilan yang sama dengan aborsi yang dilakukan oleh dokter/bidan/tenaga medis lainnya.

Baca artikel terkait disini.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengeluarkan rekomendasi untuk dosis dan protokol aborsi medis untuk; (a) usia kehamilan hingga 12 minggu atau trimester pertama, dan (b) usia kehamilan diatas 12 minggu. Untuk menghitung usia kehamilan bisa dihitung dengan cara menghitung Hari Pertama Menstruasi Terakhir (HPMT) atau dengan ultrasound atau USG. Kamu bisa juga cek dengan kalender disini atau baca artikel selengkapnya disini.

Tidak ada prosedur medis yang memiliki efektifitas hingga 100%, selalau ada kemungkinan gagal atau tidak efektif.

Jika dilakukan sesuai dengan dosis dan protokol yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia, kombinasi Mifepristone dan Misoprostol memiliki efektifitas hingga 95% dan Misoprostol saja efektif hingga 85%. Tingkat keberhasilan ini bisa turun bila kamu tidak meminumnya dengan cara yang benar, misalnya saja kamu meminum dosis yang salah. Kamu harus memastikan menggunakan dosis yang sesuai dengan usia kehamilanmu.

Sebaiknya hindari menyusui selama 5 jam pertama setelah menggunakan misoprostol. Ada baiknya untuk membuang produksi ASI dalam 5 jam tersebut. Setelahnya, bisa menyusui seperti biasa. Namun jika anda harus menyusui, kecil kemungkinan akan menimbulkan masalah bagi bayi anda. Masalah yang mungkin muncul adalah diare dan biasanya bayi menjadi rewel karena tidak nyaman dengan perubahan rasa ASI.

Tips yang bisa dilakukan adalah menyiapkan stok ASI sebelum mengkonsumsi misoprostol.  Pompa ASI untuk persediaan satu hari dan simpan di kulkas untuk kebutuhan bayi.

WHO menyarankan aborsi medis dengan dua cara, pertama dengan kombinasi mifepristone dan misoprostol dengan efektifitas hingga 95%, kedua dengan menggunakan misoprostol saja dengan tingkat efektifitas hingga 85%. Jika kamu tinggal di negara dimana mifepristone tidak terdaftar atau tidak tersedia, maka kamu cukup menggunakan misoprostol saja. Kebanyakan perempuan yang melakukan aborsi medis sendiri berada di negara dimana aborsi dibatasi oleh hukum dan biasanya hanya menggunakan misoprostol saja.

Selengkapnya baca disini.

Perempuan dengan HIV tetap bisa menggunakan Misoprostol dengan aman. Status HIV mungkin akan sedikit meningkatkan resiko infeksi atau anemia. Untuk mencegah infeksi dapat menggunakan antibiotik seperti Doxycyline 100mg dua kali sehari selama 7 hari.

Dalam Panduan Badan Kesehatan Dunia atau WHO di tahun 2012, diberi catatan bahwa salah satu alasan kenapa aborsi medis di atas 12 minggu tidak disarankan adalah karena kurangnya data yang mereka miliki. Namun dalam Panduan Medical Management of Abortion di tahun 2018, Badan Kesehatan Dunia sudah mencantumkan rekomendasi tersebut dengan persyaratan yang dibutuhkan.

Salah satu penelitian yang menunjukkan efektifitas dan keberhasilan aborsi medis di atas 12 minggu juga bisa dibaca disini.

Abortion Pill

Misoprostol tidak terdeteksi dalam plasma darah, bahkan 5 menit setelah digunakan. Misoprostol memiliki waktu paruh 20-40 menit. Ini berarti bahwa setelah 20-40 menit zat tersebut telah kehilangan setengah dari aktivitas farmakologisnya. Dokter tidak dapat membedakan antara gejala aborsi medis dan keguguran.

Misoprostol dengan cepat dimetabolisme menjadi asam misoprostol yang dapat dideteksi menggunakan uji ‘Assay’. Assay adalah prosedur pengetesan untuk mengukur keberadaan atau jumlah suatu zat dalam sampel. Tes ini sangat rumit dan hanya tersedia di fasilitas layanan kesehatan yang canggih. Tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas tersebut.

Dalam Medical Management of Abortion, Badan Kesehatan Dunia merekomendasikan penggunaan Misoprostol secara Buccal (ditempelkan dibagian dalam pipi) , Vaginal (dimasukan melalui vaginal) atau Sublingual (ditaruh dibawah lidah).

Khusus untuk aborsi medis mandiri, tidak disarankan untuk menggunakan secara vaginal. Alasannya lebih kepada keamanan. Jika dalam kondisi darurat harus dibawa ke rumah sakit, dikhawatirkan ada sisa obat yang tertinggal di dalam dan ditemukan oleh tenaga medis.

Sebagian perempuan mengalami kesulitan menggunakan salah satu dari ketiga cara tersebut. Jika terpaksa, Misoprostol bisa diminum seperti biasa atau secara oral. Namun perlu diketahui reaksi obat akan butuh waktu lebih lama jika diminum biasa karena obat akan masuk ke sistem pencernaan terlebih dahulu. Berbeda dengan sublingual dimana obat bisa langsung diserap ke sistem peredaran darah.

Mifepristone adalah anti-progestin yang dapat mengikat reseptor progesteron. Mifepristone bekerja dengan menghambat aksi progesteron sehingga mengganggu perkembangan kehamilan. Penjelasan singkatnya, mifepristone akan memblokir nutrisi ke kantung kehamilan sehingga kehamilan tidak berkembang.

Selengkapnya baca disini.

Misoprostol merupakan analog prostaglandin sintetik. Perlu diketahui bahwa rahim sensitif terhadap prostaglandin. Perempuan yang mengalami kram dan nyeri selama menstruasi biasanya karena kadar prostaglandin yang meningkat dalam tubuh. Logika ini yang menjadi dasar atau mekanisme kerja Misoprostol. Misoprostol bekerja dengan membuat rahim berkontraksi dan melembutkan mulut rahim, sehingga  rahim dapat mengeluarkan hasil konsepsi.


Selengkapnya baca disini.

Siapkan 1 tablet @200 mg mifepristone dan 4 tablet @200 mcg misoprostol.

1 tablet x  @200mg Mifepristone diminum seperti biasa. Tunggu dengan interval 1 hingga 2 hari. Lalu letakan 4 tablet x@200mcg di bawah lidah (sublingual), dan biarkan larut di sana selama minimal 30 menit, jangan ditelan!

*Dosis berikut ini dapat digunakan hingga usia 12 minggu atau trimester pertama.

*Dosis berikut ini dapat digunakan hingga usia 12 minggu atau trimester pertama.

Siapkan paling tidak 4 tablet @200 mcg misoprostol.*

Letakan 4 tablet x@200mcg di bawah lidah (sublingual), dan biarkan larut di sana selama minimal 30 menit, jangan ditelan! 

*WHO hanya merekomendasikan menggunakan 4 tablet misoprostol (4x@200mg). Namun jika dalam 3-4 jam  tidak muncul perdarahan dan tanda – tanda hasil konsepsi keluar, ada dua opsi yang bisa dilakukan.

Pertama, mengulangi dosis yang sama, sampai hasil konsepsi keluar. Atau, gunakan dosis untuk aborsi tidak komplit, yaitu tambahan 2 tablet misoprostol sublingual. ulangi setiap 3 jam sampai hasil konsepsi keluar. Untuk memastikan memiliki tablet yang mencukupi, siapkan minimal 10 tablet.

Kamu bisa mendapatkan misoprostol melalui toko online. Ada banyak penjual online yang menjual misoprostol. Saat membeli, kamu tidak perlu mendapatkan paket dengan obat-obat tambahan, misalnya seperti obat pembersih, vitamin dll. Kamu hanya butuh misoprostol saja, tidak perlu obat pembersih tambahan.

Kamu juga bisa mengakses misoprostol melalui Women Help Women, Women on Web. Jika kamu bingung memilih dan khawatir akan penipuan, kamu bisa mengakses melalui Mamamiso untuk mendapatkan daftar penjual terpercaya. Atau bisa langsung melalui Supermiso.

What To Expect

Hasil konsepsi atau apa saja yang akan keluar saat aborsi akan berbeda-beda tergantung usia kehamilan. Untuk usia kehamilan hingga 9 minggu, kamu mungkin hanya akan melihat gumpalan darah dan kantung kehamilan yang berwarna putih transparan seperti insang ikan. Seringkali kamu tidak bisa melihat kantung kehamilan karena tertutup oleh gumpalan darah. Gumpalan darah yang keluar, bisa sedikit atau banyak, namun rata-rata ukurannya berkisar 1- 5 cm atau sebesar 2- 3 ruas jari. Sedangkan, pada usia kehamilan di atas 9 minggu sampai 12 minggu, kamu mungkin akan melihat janin yang sangat kecil disertai gumpalan darah kecil-kecil.

Gumpalan darah bisa terus keluar selama beberapa hari setelah menggunakan Misoprostol. Biasanya disertai dengan kram seperti saat menstruasi. Hal ini wajar karena rahim masih terus berkontraksi untuk mengeluarkan sisa kehamilan dan membersihkan rahim. Selengkapnya bisa dibaca disini.

Pada dasarnya tidak ada pantangan soal makanan. Kamu boleh makan dan minum selama proses aborsi.  Yang penting adalah memperhatikan kebutuhan tubuhmu. Biasanya makanan yang berat dan pedas dapat memperparah efek samping mual, muntah dan diare. Namun jika menurutmu itu membuatmu merasa lebih rileks, maka itu keputusanmu. Jika kamu bingung apa yang bisa dimakan, kamu bisa pilih makanan yang ringan seperti roti, biskuit, chips, atau buah-buahan. Tidak ada pantangan makanan dan minuman yang bisa berakibat pada proses aborsinya.

Selain reaksi di atas, kamu juga akan mengalami beberapa efek samping seperti pusing, sakit kepala, mual, muntah dan diare. Tidak semua efek samping ini muncul semua atau bersamaan, kadang hanya beberapa saja. Kamu mungkin akan kewalahan dengan diare, itu sebabnya disarankan kamu punya akses ke kamar mandi supaya kamu bisa bolak-balik dengan mudah. Banyak perempuan juga kadang merasa kram dan mules disaat bersamaan, dan kadang mereka tidak menyadari saat gumpalan darah dan kantung kehamilan keluar bersamaan saat mereka buang air besar. 

Selengkapnya baca disini.

Jika kamu mengkonsumsi misoprostol dengan cara sublingual atau ditaruh dibawah lidah. Muntah setelah menggunakan Misoprostol tidak berpengaruh banyak pada proses aborsi, karena misoprostol sudah diserap ke dalam aliran darah. Namun jika Misoprostol digunakan secara oral atau diminum seperti biasa, muntah dapat berpengaruh pada proses aborsi. Saat diminum secara oral, Misoprostol akan masuk ke saluran pencernaan terlebih dahulu sebelum diserap oleh tubuh. Dan jika kamu muntah beberapa saat setelah minum Misoprostol, ada kemungkinan sebagian dari Misoprostol ikut keluar dengan muntahan tersebut. Itu kenapa rekomendasi yang digunakan adalah dengan sublingual, karena misoprostol akan cepat diserap oleh tubuh.

Jika kamu ragu, ulangi dosis tersebut.

Reaksi obat umumnya bekerja kurang lebih 3-4 jam setelah mengkonsumsi Misoprostol.  Misoprostol mengakibatkan kontraksi rahim, biasanya ditandai dengan adanya kram dan nyeri di bagian perut yang diikuti oleh pendarahan seperti menstruasi.  Selain perdarahan, Kamu akan melihat gumpalan darah kental,kantung kehamilan,  atau mungkin janin, tergantung usia kehamilannya. Tanpa adanya reaksi ini, proses keguguran tidak terjadi.

Selengkapnya baca disini.

Jika kamu menggunakan protokol Misoprostol saja (tanpa mifepristone) dan beberapa jam setelah mengkonsumsi misoprostol ternyata tidak ada tanda-tanda reaksi dan efek samping. Kamu bisa menambah dosis 4 tablet Misoprostol.

Untuk protokol Misoprostol saja, WHO hanya merekomendasikan menggunakan 4 tablet misoprostol (4x@200mcg). Namun jika dalam 3-4 jam  tidak muncul perdarahan dan tanda – tanda hasil konsepsi keluar, ada dua opsi yang bisa dilakukan. Pertama, mengulangi dosis yang sama, sampai hasil konsepsi keluar. Atau, gunakan dosis untuk aborsi tidak komplit, yaitu tambahan 2 tablet misoprostol sublingual. ulangi setiap 3 jam sampai hasil konsepsi keluar.

Selengkapnya baca disini.

Pain Management

Kalau kamu mengeluh nyeri dan sakit; tetapi rasa nyerinya berkurang setelah minum pereda nyeri, dan kamu masih bisa melakukan aktifitas seperti biasanya tanpa bantuan orang lain, misalnya, pergi ke kamar mandi, makan, berjalan di dalam rumah, dll maka rasa nyeri dan sakit tersebut adalah nyeri normal.

Kalau kamu mengeluh nyeri dan sakit; dan rasa nyerinya tidak berkurang dengan minum pereda nyeri, kamu juga merasa lemah, hanya bisa terbaring di tempat tidur dan membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan aktifitasmu ; misalnya harus digotong atau dipangku ke kamar mandi, maka rasa nyeri dan sakit tersebut adalah nyeri yang parah

Selengkapnya baca disini.

Nyeri adalah reaksi normal selama aborsi, karena nyeri/kram muncul akibat adanya kontraksi rahim. Ini menandakan bahwa obat bereaksi dan bekerja seperti yang diharapkan. Berikut ini beberapa tips untuk manajemen nyeri: 

  • Minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau asam mefenamat. Obat pereda nyeri bisa diminum kapan saja setelah menggunakan Misoprostol. Sebaiknya segera dikonsumsi ketika nyeri mulai muncul dan masih bisa ditolerir. Jangan menunggu hingga nyeri meningkat atau mencapai puncaknya.
  • Jika panik, coba untuk tenang dengan mengambil nafas yang dalam beberapa kali. Selama panik dan stres, otot-otot di sekitar pinggul dan vagina menegang sehingga memperburuk rasa sakit. 
  • Fokus pada mengurangi rasa nyerinya, bukan pada nyerinya itu sendiri. Alihkan perhatian/fokus dari rasa sakit. 

Selengkapnya baca disini.

Pereda nyeri seperti ibuprofen sudah bisa diminum 30 menit sebelum menggunakan Misoprostol. Selain dapat mengurangi nyeri, juga bisa mengurangi efek samping seperti sakit kepala dan demam. Ibuprofen biasanya tersedia dalam kemasan tablet @200mg dan @400mg, Perhatikan dosis maksimal untuk dewasa sebagaimana yang tertera di dalam kemasan ibuprofen.

Selengkapnya baca disini.

Contraindication

Berikut ini adalah beberapa kontraindikasi aborsi medis, artinya Mife/Miso bisa berbahaya atau tidak efektif sama sekali. Jika kamu memiliki kondisi spesifik dibawah ini, pilihan terbaikmu adalah surgical abortion atau aborsi dengan metode bedah seperti vakum dan kuret.

  • Kehamilan Ektopik – aborsi medis tidak efektif dan disarankan melakukan surgical abortion;
  • Gagal Ginjal — Mife adalah antiglucocorticoid yang dapat menurunkan kinerja terapi pengganti kortisol;
  • Porfiria turunan – Mife dapat meningkatkan resiko terjadinya serangan Porfiria
  • Alergi terhadap Mife/Miso
  • Keraguan perempuan — aborsi secara umum bisa menjadi bahaya bagi kesehatan mental jika perempuan tidak yakin akan keputusannya atau berada dibawah paksaan.

Lebih lengkap terkait kontraindikasi bisa dibaca disini.

Yang dimaksud dengan kontraindikasi adalah situasi tertentu dimana obat atau prosedur terapi tidak boleh dilakukan karena dapat berbahaya bagi orang tersebut, atau tidak memiliki efek dan reaksi yang diharapkan.

Meskipun alergi masuk dalam kontraindikasi, seringkali perempuan tidak tahu apakah ia memiliki alergi atau tidak. Jika kamu memiliki alergi terhadap misoprostol, reaksi yang mungkin muncul adalah gatal atau kebas di bagian wajah atau tangan. Reaksi alergi tidak akan bertahan lama dan biasanya masih bisa ditoleransi. Reaksi alergi akan berkurang dan hilang bersamaan dengan berkurangnya kadar misoprostol dalam tubuh. 

Alergi ini sangat jarang terjadi. Dalam sebuah riset yang dilakukan pada 80.000 perempuan yang melakukan aborsi medis, 6 perempuan atau 0.008% mengalami reaksi alergi yang ringan.Semua perempuan ini mengkonsumsi antihistamin oral dan melanjutkan melakukan aborsi dengan obat tanpa ada masalah serius.

 

Peringatan: Jika kamu memiliki salah satu dari kondisi spesifik ini, aborsi medis memiliki efektifitas yang lebih rendah. Risiko, manfaat, dan alternatif aborsi medis harus dipertimbangkan. Jika kamu memiliki kondisi ini mungkin kamu akan memerlukan penilaian klinis dan monitoring selama melakukan aborsi medis. Pastikan juga kamu sudah memiliki rencana rujukan ke fasilitas kesehatan jika dibutuhkan.

  • Menggunakan IUD — pastikan IUD dilepas terlebih dahulu sebelum melakukan aborsi medis, IUD yang terpasang dapat beresiko mengalami perdarahan hebat.
  • Terapi Kostikosteroid — efektifitas aborsi medis pada perempuan yang sedang dalam terapi kostikosteroid dapat berkurang dan mungkin berlangsung lebih lama 3 – 4 hari sejak mengkonsumsi Mife.
  • Gangguan perdarahan
  • Terapi antikoagulan
  • Anemia parah — pastikan anemia diobati dengan mengkonsumsi zat besi dan vitamin B12 dan asam folat.
  • Gangguan jantung
  • Asthma yang tidak terkontrol / diobati — pastikan asthma diobati terlebih dahulu dan dalam kondisi fit saat melakukan aborsi medis.

Lebih lengkap bisa dibaca disini.

Complication & Infection

Ketahui tanda-tanda infeksi setelah Aborsi. Diantaranya; demam lebih dari 38 derajat celcius lebih dari 24 jam atau demam lebih dari 39 derajat celcius, atau bila terjadi keputihan yang tidak biasa (berbau menyengat, terlihat berbeda). Infeksi seperti ini dapat diobati dengan antibiotik seperti doxycyline.

Lebih lengkap dapat dibaca disini

Jika terjadi tanda-tanda komplikasi dibawah ini, segera ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.

Jika terjadi pendarahan berat hingga lebih dari 2-3 jam dan menggunakan lebih dari 2 pembalut per  jam (atau darah mengalir deras seperti air keran yang terbuka).

Jika mengalami pusing atau badan terasa ringan adalah tanda-tanda kehilangan banyak darah sehingga dapat membahayakan kesehatan, namun kasus ini jarang ditemukan (kurang dari 1%).

Jika nyeri berat terus berlangsung dalam beberapa hari setelah meminum misoprostol.

Jika mengalami keputihan yang berbau menyengat.

Jika mengalami demam lebih dari 38 derajat celcius selama lebih dari 24 jam, atau jika demam lebih dari 39 derajat celcius selama lebih dari 24 jam.

Lebih lengkap dapat dibaca disini

Jika kamu mengalami tanda-tanda komplikasi, segera pergi ke RS untuk mendapatkan penanganan dan perawatan. Tidak perlu mengatakan pada petugas medis mengenai tindakan aborsi, katakan bahwa anda mengalami keguguran spontan. Gejala aborsi medis mirip dengan keguguran. Tidak ada tes yang bisa membuktikan seseorang telah melakukan tindakan aborsi. 40 menit setelah dikonsumsi, Misoprostol sudah tidak terdeteksi dalam darah.

Lebih lengkap dapat dibaca disini

Infeksi di saluran rahim dan tuba adalah komplikasi yang paling umum setelah aborsi. Untuk mencegah terjadinya infeksi, hindari hal-hal berikut :

  • Jangan memasukkan apa pun ke dalam vagina Anda selama dua minggu.
  • Jangan berhubungan seks minimal 5 hari pertama.
  • Jangan gunakan tampon atau douche untuk dua minggu.
  • Jangan menggunakan parfum, gelembung atau minyak dalam air mandi.

Lebih lengkap dapat dibaca disini

Successful Abortion

Yang dimaksud aborsi komplit atau seringkali disebut aborsi bersih adalah kondisi dimana aborsi telah berhasil dan semua hasil konsepsi telah keluar. Tidak ada sisa. Jika dilakukan dengan cara bedah seperti vakum atau kuretase, aborsi bisa bersih segera setelah tindakan. Hal ini tidak berlaku sama untuk aborsi medis. Informasi selengkapnya dapat dibaca disini

Aborsi tidak komplit adalah kondisi dimana aborsi sudah berhasil, artinya kamu tidak dalam kondisi hamil lagi. Namun, masih ada sebagian hasil konsepsi yang belum keluar dari rahim. Lakukan tes kehamilan 3 minggu setelah tindakan. Jika hasil tes menunjukkan negatif berarti aborsi telah komplit, namun jika menunjukkan hasil samar, ada kemungkinan kamu mengalami aborsi tidak komplit. 

Informasi terkait dapat dibaca disini

Keberhasilan aborsi bisa diketahui dalam beberapa hari setelah aborsi dengan mengidentifikasi:

  1. reaksi saat mengkonsumsi obat,
  2. hasil konsepsi atau apa saja yang keluar, dan
  3. berkurangnya tanda-tanda kehamilan. Artinya,  proses aborsi sudah berjalan dan kehamilan tidak berlanjut.

Kamu tidak perlu USG untuk memastikan apakah aborsi sudah berhasil dan komplit. Kamu bisa mengidentifikasi keberhasilan aborsi dengan mengetahui apa saja tanda-tanda aborsi yang berhasil. Tunggu 3-4 minggu untuk melakukan tes kehamilan dan memastikan aborsimu komplit.

Jika kamu merasa was-was, silahkan lakukan USG. Disarankan untuk melakukan USG paling tidak 10 hari sejak minum obat. Jika USG dilakukan lebih cepat, ada kemungkinan hasil USG menunjukkan aborsi yang tidak komplit dan kamu akan disarankan untuk vakum atau kuret. Selengkapnya baca disini.

Jika terjadi aborsi tidak komplit pada usia kehamilan dibawah 12 minggu, kamu bisa menggunakan dosis tambahan 2 tablet Misoprostol untuk membantu mengeluarkan sisa hasil konsepsi.

Ingat, jika tidak ada tanda-tanda komplikasi maka kamu tidak membutuhkan intervensi medis. Tubuhmu akan mengeluarkan semua sisa hasil konsepsi. Itu kenapa sebagian perempuan mengeluh kram saat menstruasi berikutnya. Saat menstruasi, tubuh memproduksi prostaglandin (zat yang bekerja seperti misoprostol) yang mengakibatkan kontraksi di dalam rahim dan meluruhkan serta mengeluarkan darah menstruasi. Jika masih ada sisa, sisa tersebut akan keluar bersamaan dengan menstruasi.

Informasi selengkapnya bisa dibaca disini

After Abortion

Ovulasi dapat terjadi sedikitnya delapan hari setelah medis aborsi 

Hal yang paling penting adalah kesiapan Kamu. Lakukan hubungan seks, hanya dan jika Kamu mau dan siap secara fisik dan psikis, tidak untuk kepuasan pasangan. Prioritaskan diri Kamu, dan Kamu tahu kapan saat yang tepat untuk mulai melakukan hubungan seks.

Saran terbaik untuk berhubungan seks vaginal adalah menunggu hingga 4 – 7 hari. Setelah proses aborsi, mulut rahim sedikit terbuka dan ada risiko infeksi yang lebih besar jika Kamu melakukan hubungan seksual dalam masa ini. Rentang waktu Kamu mengalami pendarahan ringan setelah aborsi medis adalah dua minggu atau kadang lebih lama dari saat proses aborsi. Kamu dapat melakukan hubungan seks vaginal walaupun masih berdarah, tetapi lebih baik jika Kamu menunggu hingga pendarahan berhenti. Perhatikan bahwa satu atau dua minggu setelah proses aborsi, Kamu dapat mengalami ovulasi lagi meskipun Kamu mungkin belum memiliki periode berikutnya. Pastikan untuk menggunakan kontrasepsi selama berhubungan seksual jika Kamu belum berencana untuk memiliki anak dalam waktu dekat. Selengkapnya bisa dibaca disini.

Kamu sudah dapat menggunakan kontrasepsi hormonal  sesegera mungkin setelah dosis pertama Misoprostol.  Yang termasuk kontrasepsi hormonal adalah Pil KB, implan, injeksi ataupun ring. Kontrasepsi jenis IUD baru dapat digunakan saat aborsi medis dinyatakan berhasil dan komplit, biasanya 3 minggu setelah aborsi medis atau setelah dinyatakan komplit melalui USG. Untuk pemasangan dan pelepasan implan dan IUD bisa dilakukan oleh bidan atau dokter. 

Merupakan hal yang wajar jika Kamu mengalami perubahan emosi setelah aborsi. Sebagian perempuan merasa lega setelah aborsi, namun sebagian mungkin merasa sedih dan kehilangan. Emosi ini dapat berubah-ubah dan mungkin menetap sampai satu bulan setelah aborsi.  Perubahan emosi ini terkait dengan perubahan drastis hormon di dalam tubuh. Sama halnya ketika perubahan emosi pada saat mengalami kehamilan, hal yang sama dapat Kamu rasakan saat kehamilan berakhir secara mendadak.

Sebagai manusia, kita dibesarkan dengan nilai yang mungkin bertentangan dengan keputusan yang kita ambil dalam hidup kita. Jika Kamu merasa bersalah dan  merasa marah pada diri sendiri. Itu wajar. Kamu tidak sendirian.

Selengkapnya bisa dibaca disini.

en_USEnglish